BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
kata pengantar Buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan ini memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan
nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan
dan menjungjung tinggi hak azasi manusia. Sistem pendidikan nasional harus
mampu menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidkan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan
perubahan lokal, nasional dan global sehingga perlu adanya pembaharuan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Upaya
dan pengembangan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia secara terencana
dimulai sejak tahun 1969 dalam program pembanguna lima tahun pertama (pelita
I), melalui pembanguna dan peningkatan mutu dasar menengah serta pendidikan
tinggi, baik menggunkan dana APBN maupun dana pinjaman luar negeri.
Standar
nasional pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingakat satuan
pendidikan yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuan pendidikan di berbagai
wilayah dan daerah. Implementasi kurikulum marupakan proses penerapan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan perunahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap,
sedangakan implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan kurikulum dalam
komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasi kurukulum tertulis kedalam
bentuk pembelajaran.Kurikulum sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan
khususnya disekolah maupun dalam perguruan tinggi untuk pedoman pengajaran.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasakan
latar belakang diatas, maka penulis rumuskan masalah sebagai beriku:
1.
Tahap
penerapan kurikulum
2.
Faktor
yang mempengaruhi kurikulum
3.
Prinsip
penerapan kurikulum
4.
Komponem
rencana penerapan kurikulum
C.
Tujuan Makalah
Berdasarkan
masalah diatas penulis menulis makalah bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan implementasi kurikulum.
2. Untuk
mengetahui prinsip penerapan
kurikulum.
3. Untuk
mengetahui bagaimana implementasi kurikulum.
4. Untuk
mengetahui rencana penerapan
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tahap
Penerapan Kurikulum
a.
Pengembangan program, mencakup
program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain
itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
b.
Pelaksanaan pembelajaran. Pada
hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
c.
Evaluasi, proses yang dilaksanakan
sepanjang proses pelaksanaan kurikulum caturwulan atau semester serta penilaian
akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara
utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurikulum
Kurikulum
dipengaruhi oleh tiga faktor berikut.
a. Karakteristik
kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
b. Strategi
implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi
profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan
kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. Karakteristik
pengguna kurikulum yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum,
serta kemempuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.
C.
Prinsip
Penerapan Kurikulum
Dalam
implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya
keberhasilan, yaitu :
a. perolehan
kesempatan yang sama.
Prinsip
ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik
secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk
kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan
bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya
untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan
menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu
membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan
kemitraan.
Seluruh
pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai dari taman kanak –
kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan
dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta
didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung
jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja
dan industri, orang tua dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam
kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar
kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
D. Unsur-unsur Penerapan Kurikulum
Dalam
implementasi kurikulum, terdapat unsur terkait sebagai berikut :
a. Pelaksanaan kurikulum.
Pelaksanaan
kurikulum menerapkan prinsip “kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam
pelaksanaan”.
b. Bahasa Pengantar
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan
pembelajaran. Jika diperlukan, bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam beberapa tahap awal pendidikan. Dalam penyampaian atau
penyajian keterampilan tertentu, bahasa asing seperti inggris dapat
digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk
mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
c. Hari Belajar
Jumlah
hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah
minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya dilaksanakan
dengan sistem semester.
d. Kegiatan Kurikulum
Kegiatan
kurikuler dikelompokkan menjadi kegiatan Intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran untuk menguasai
kompetensi dengan pertimbangan hak – hak dan kewajiban peserta didik serta
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan pembelajaran diluar kegiatan intrakurikuler yang
diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang
dilakukan untuk memenuhi tututan penguasaan kompetensi mata pelajaran,
pembentukan karakter bangsa dan peningkatan kecakapan hidup yang alokasi
waktunya diatur secara tersendiri berdasarkan kebutuhan dan kondisi sekolah.
e. Tenaga Pendidikan
Guru
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran dan melakukan bimbingan pelatihan. Kepala Sekolah bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan serta pengawasan dan
pelayanan profesional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
tiap satuan pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.
f. Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku dan alat pembelajaran, yang
disediakan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang
dimiliki.
g. Remedial,
Pengayaan dan Percepatan Belajar
Sekolah
memberikan layanan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui
kegiatan remedial, adapun peserta didik yang menuntaskan kompetensi lebih cepat
dari waktu yang ditentukan dapat memperoleh program pengayaan serta dapat
mengikuti program percepatan belajar.
h. Bimbingan dan
Konseling
Sekolah
memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam konteks
pengembangan kepribadian sosial, karier dan belajar lanjutan.
i. Pengembangan atau
Penyusunan Silabus
Dinas
pendidikan provinsi serta kabupaten atau kotamadya dapat mengordinasikan
kegiatan penyusunan silabus. Penyusunan silabus dapat dilakukan oleh tim
pengembang kurikulum di daerah dengan melibatkan narasumber yang
ahli di bidangnya. Standar kompetensi dan silabus muatan lokal
dapat disusun untuk melayani kebutuhan potensi, kekhasan dan keunggulan
budaya lokal. Silabus khusus perlu disusun untuk melayani peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan juga mereka yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.
j. Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan
kurikulum disekolah dilakukan dengan memberdayakan seluruh unsur penyelenggara
pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan serta dunia usaha dan industri
sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan potensi untuk mewujudkan pencapaian
standar kompetensi nasional.
k. Sekolah Bertaraf
Internasional.
Sekolah
bertaraf internasional dapat menggunakan kurikulum nasional, internasional atau
penggabungan antara kurikilum nasional dan kurikulum internasional, yang
disesuaikan dengan kekhasan serta potensi sekolah dan daerah.
E. Komponen Rencana Penerapan Kurikulum
Rencana
implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah,
bergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana
implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang,
sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi dan diimplementasikan dalam
suatu periode waktu ( biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
a. Studi Program Baru
Studi
tentang program baru ditempatkan pada level distrik atau
daerah dan diarahkan oleh sebuah komisi perencana yang menjelaskan program
baru tersebut untuk dilaksanakan pada level sekolah.
b. Identifikasi Sumber
Daya
Identifikasi
sumberdaya meliputi tiga area, yaitu : Buku teks dan bahan
pengajaran, sumber daya manusia dan sumber daya pendanaan
(biaya). Identifikasi tersebut tentunya berkaitan dengan kualitas dan
ketersediaan sumber daya yang ada. Sebelum mengimplementasikan program baru
dikelas, guru seharusnya diberi kesempatan untuk menguji bahan pengajaran dan
membuat rekomendasi tentang kelayakannya.
c. Penetapan Peran
Deskripsi
peran dapat membantu guru dalam meningkatkan implementasi tugas – tugasnya.
Meskipun guru merupakan pelaksana sebuah program,
peran Kepala Sekolah, Konsultan danPengawas dalam mendukung guru
tersebut adalah sama pentingnya.
d. Pengembangan
Profesional
Pada
orientasi transaksi, fokus pengembangan profesional adalah membantu guru mempelajari
metodologi pengajaran baru. Dalam program orientasi transformasi, fokus
pengembangan profesional ditunjukan untuk membantu guru dalam memahami program
tersebut secara rasional dan menggabungkannya ke dalam program sekolah secara
menyeluruh.
e. Penjadwalan
Jadwal
implementasi digunakan sebagai patokan dalam menilai kemajuan
implementasi. Tujuan lain dari penjadwalan adalah
memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk
menyempurnakan tugas – tugas yang diperlukan.
f. Sistem komunikasi
Sistem
komunikasi biasanya terdiri atas dua bagian. Pertama, sistem yang menyebabkan
peningkatan informasi diantara guru dan komite pusat. Kedua, sistem informasi
yang meliputi jaringan kerja yang menghubungkan kelompok guru, kepala sekolah
dan pengembang kurikulum, yang secara teratur saling membagi pengalaman dalam
bentuk kelompok pemecahan masalah.
g. Pelaksanaan Monitoring
Monitoring bertujuan
utuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan implementasi dan
menggunakannya untuk memfasilitasi dan mendukung upaya guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tiga
kegiatan pokok dalam implementasi kurikulum, yaitu :Pengembangan program,
Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.
2. Implementasi
kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :karakteristik
kurikulum, strategi implementasi dan karakteristik pengguna
kurikulum.
3. Dalam
implementasi kurikulum terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya
keberhasilan, yaitu : perolehan kesempatan yang sama, Berpusat pada anak,
Pendekatan dan kemitraan dan Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman
dalam pelaksanaan.
4. Terdapat beberapa
unsur terkait dalam implementasi kurikulum yaitu sebagai
berikut : Pelaksanaan kurikulum, Bahasa Pengantar, Hari
Belajar, Kegiatan Kurikulum, Tenaga Pendidikan, Sarana dan
Prasarana Pendidikan, Remedial, Pengayaan dan Percepatan Belajar,Bimbingan dan
Konseling, Pengembangan atau Penyusunan Silabus, Pengelolaan
Kurikulum dan Sekolah Bertaraf Internasional.
5. Rencana
implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah,
bergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana
implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang,
sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi dan diimplementasikan dalam
suatu periode waktu (biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
6. Secara
garis besar, tahapan model implementasi kurikulum meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hamalik, Oemar. 2008. “Dasar-dasar Pengembangan
Kurikulum”. Cet. IIBandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maunah, Binti. 2009.”Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompentensi”.Yogyakarta: Sukses Offset.
Binti Maunah,Pengembangan kurikulum Berbasis
kompetensi,(Yogyakarta:Sukses Offset, 2009), hlm. 80-81.
Ibid., h. 81.